Daftar Menu

08 November 2009

Aloners

Aloners merasakan kekosongan pada dirinya hari ini. Pikirannya menerawang mudur ke saat-saat yang mengisi hatinya. Tanpa sadar jarinya mengetikkan sebuah kenangan.

“Teringat aku padamu hari ini. Saat-saat bersama yang kita lewati melintas bagaikan lembaran-lembaran gambar yang indah. Begitu indahnya kita rasakan saat itu. Aku yang selalu ada untukmu dan kau yang selalu membutuhkanku. Sampai pada akhirnya, seiring waktu yang bergulir, dan hidup yang harus berlajut, kita harus terpisahkan jarak. Dan aku tahu di hati kita masih ada aku dan kau.

Aku masih merasakan aroma tubuhmu disini. Masih terdengar nada manja dan napasmu di telingaku. Matamu yang cerah berbinar, siap menyongsong masa depan yang gemilang. Aku ingin menyentuhmu, mendekapmu, dan membisikkan mimpi-mimpi itu lagi.”

Aloners menghentikan jari-jarinya sejenak...
Ia mendesah dalam hati.

”Kenapa memory otak manusia tidak bisa di delete? Ah... aku pun tidak yakin mampu menghapus kenangan itu. Semuanya begitu indah. Semuanya begitu hangat. Menggetarkan dan mendamaikan. Terperangkap dalam sebuah kuasa alam yang tak bisa ditentang dan sangat tidak bisa dipahami mereka yang punya mindset sempit”

Aloners sekarang sudah jauh dari semuanya itu. Aloners sekarang punya banyak harapan baru. Aloners yang kuat akan membuktikan bahwa tidak ada yang salah tentang dunia. Pandangan sebagian insan terhadap dunia kadang selalu salah. Dunia lebih kuasa daripada insan. Insan harus bersikap lebih terbuka dan dinamis dengan segala bentuk perubahan.

Tidak ada pertanyaan mengapa atau bagaimana itu bisa terjadi. Yang perlu ditanyakan adalah untuk apa semua itu terjadi. Bagaimana sikap setiap insan setelah itu adalah yang terpenting.

“Terima kasih kau sudah mau jadi sahabat, teman, saudara, dan semangat dalam hidupku dulu dan sampai sekarang. Terima kasih sudah mau mendengar dan didengar. Terima kasih sudah bersedia membentuk kenangan bersamaku. Aku akan selalu mencintaimu dengan bentuk yang sama seperti dulu. Banggakan aku dengan masa depanmu. Agar cerita ini lebih bermakna. Selamat tinggal untuk jumpa lagi”

Aloners berat untuk selalu mengucapkan perpisahan, karena ia tidak pernah inginkan itu. Namun dengan kebesaran hati dan cintanya yang besar ia dapat melakukannya. Meski menyisakan luka yang teramat perih.

Itulah Aloners... tidak akan pernah terpatahkan. Selalu teguh dengan keyakinannya dan pantang menyerah. Ia hanya berusaha berjalan di takdirnya sendiri. Takdir menjadi seorang Aloners.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar