Daftar Menu

12 Februari 2010

Catatan Seorang Atheis

Apa motif anda melakukan kebaikan?

Agar orang lain bahagia atau agar anda masuk surga?

Alasan yang pertama semua orang pasti mengiyakan. Untuk alasan yang kedua semua orang yang mengaku beragama pasti menjawab tersipu-sipu dalam hati. Dan bibirnya mengatakan ”Ah, jangan paranoid seperti itu dong!”.
Tapi memang begitulah kenyataannya. Semua tempat ibadah menyerukan untuk berbuat baik, entah itu untuk kalangan satu agama atau pun lintas agama, dan dijanjikan ganjaran adalah hidup yang kekal, tenteram, tenang, abadi di surga.

Dan apakah salah jika saya meragukan realisasi janji-janji itu? Pernahkah ada yang ke-Sana? Pernahkan ada yang bersaksi tentang kehidupan di-Sana? Atau ada nggak rekaman videonya?

Saat ini dunia butuh bukti, bukan janji. Dunia perlu contoh dimana orang baik-baik mendapatkan hasil yang baik pula. Dunia ingin melihat yang nyata. Realita. Sudah ribuan tahun umur peradaban tapi tetap saja orang-orang jahat yang berpesta pora dalam kesuksesannya menindas orang-orang baik. Atau apakah semuanya itu adalah orang jahat? Tetapi karena tidak mampu berbuat jahat maka di definisikan sebagai orang baik?

Bagaimana jika benar bahwa yang kita anggap Tuhan itu tidak ada. Atau jika ada ia tidak sebaik yang kita kira. Bagaimana jika sebenarnya ia hanyalah merupakan hasil pemikiran manusia yang sudah bosan dengan kesumpekan dunia untuk mencari sosok punisher dimana kekuatannya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sehingga menjadi sangat meyeramkan dan menghantui orang-orang untuk selalu bersikap baik, sopan, dan berusaha mematuhi aturan.

Kalau benar seperti itu. Dan kalau benar ada konsep surga dan neraka. Semua orang layak masuk neraka. Atas segala kemunafikannya yang menyangkal kemanusiaannya sendiri demi mendapatkan posisi baik dalam kriteria yang diciptakan manusia sendiri. Tidak sulit memang untuk bersikap manis setiap saat. Menjalani keseharian yang sudah dijadwalkan. Mulut tersenyum hati meringis. Bibir tertawa nurani menjerit.

Semua manusia sudah menjauh dari kodratnya. Semua manusia sudah tidak ingin menjadi dirinya sendiri. Manusia sudah diperbudak oleh pemikiran manusia itu sendiri. Pemikiran-pemikiran yang bertujuan untuk membatasi ruang gerak. Untuk menjadikan segalanya teratur. Dan sifat dasar manusia pun terkungkung. Sebagai makhluk yang bebas.

Dan ketika hukum alam berlaku tidak ada yang bisa menjelaskan. Hukum sebab akibat. Lihat saja...
Sebuah tempat yang dikatakan sangat suci, daerah dengan nilai keagamaan paling tinggi bisa tersapu rata oleh ganasnya gelombang tsunami hanya dalam beberapa saat.
Sebuah bangsa yang dikatakan ’terpilih’ sudah berabad-abad selalu berseteru dengan negara tetanggganya hanya karena wilayah kekuasaan.

Masih percayakah engkau dengan Tuhanmu?
Atau kalian akan berdalih lagi bahwa ini adalah cobaan?
Aku berkata bukan! Inilah hidup. Hidup yang tidak bisa dibatasi oleh pemikiran dan aturan yang dibuat oleh manusia. Yang berlaku adalah hukum alam karena sebab akibat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar