Daftar Menu

10 Agustus 2009

Kayu Durian Harganya Mahal...


Karena kabut asap yang semakin tebal, sekolah-sekolah di Kota Pontianak diliburkan pada hari Sabtu, 8 Agustus 2009.

Dan aku pun pulang kampung....

Perjalanan aku tempuh menggunakan bis Pangkalatn dari Pontianak - Pahauman dari jam 6 s/d 9 pagi. Dari Pahauman aku diantar keponakan (Yehezkiel), dengan sepeda motor, mampir ke Sekolah Kristen Makedonia (SKM). Mengambil Surat Keterangan Kerja dan kaos titipan Deny (mantan siswaku di SKM).
Dari SKM aku diantar sampai kampung dengan sepeda motor oleh Yehezkiel.

Wuuuaaaahhhh...begitu segarnya udara ketika baru masuk jalan tanah yang akan menuju kampungku. Suasana kemarau membuat perjalanan jadi lancar, karena jalanan tidak becek (malahan berdebu).
Sampai dirumah senang sekali sudah dinanti kedua orang tua, adik, dan abangku. Adik dan abangku sudah duluan sampai dirumah. Adik juga dari Pontianak, sedangkan abang dari Ngabang. Di kampung sedang musim buah-buahan; ada rambutan, manggis, cempedak, peluntan, dan banyak lagi. Yang pasti selalu musim adalah kelapa dan pisang he he he....

Minggu, 9 Agustus ada truk melewati depan rumahku. Saat perjalanan pulang truk tersebut amblas diatas jembatan depan rumahku. Wahhhh...wat wat gawaaatttt nihhh...Truk tersebut terpaksa bongkar muatan. Muatannya adalah balok uk. 8 X 10 cm, 10 X 10 cm, dan 12 X 10 cm dari pohon durian. Pohon durian...??? Owh...owh..owh..jadi sekarang pohon durian dikampungku mulai ditebangi ya....!!!!

"Ini tidak ilegal...!!!" kata salah seorang yang mengikut dalam truk tersebut. Mereka mengatakan balok-balok dari phon durian tersebut akan di jual ke Malaysia. Harganya wowww...lumayan menggiurkan, paling rendah 1 jutaan rupiah per pohon. kalau sudah seperti ini mata orang kampung langsung ijo. Tidak mikir lagi anak cucu yang terancam tidak akan menikmati buah durian dan olahannya (tempoyak). Pohon durian dicari karena walaupun cepat lapuk tetapi mudah menyerap pengawet dan pewarna. Saya tidak bisa membayangkan berapa nanti harganya ketika sudah sampai di Malaysia. Mungkin bisa ratusan rupiah per potong.

"Tidak semuanya kok ditebang" kata sumber tersebut. Menurut mereka kegiatan itu ada SK langsung dari Menteri Dalam Negeri (kok bukan Menteri Lingkungan Hidup atau Menteri Pertanian / Kehutanan ???) dan yang boleh ditebang hanya pohon yang sudah tidak produktif lagi. Ya mungkin dalam kontrak seperti itu. dalam prakteknya warga pasti dirayu-rayu, diiming-imingi harga lebih tinggi untuk pohon-pohon yang masih produktif atau bahkan belum produktif. Saya melihat ada kegelisahan mereka ketika saya mengambil gambar dan video kejadian ini. Si Pemilik pohon berkali-kali mengatakan "surat-suratnya resmi kok"

Mudah-mudahan saja memang yang tidak produktif yang ditebang. Kepada para pemilik pohon, harap berhati-hatilah! Jangan terbuai dengan uang banyak lalu berpikir pendek. Ada ijin atau tidak kita wajib menjaga kelestarian hutan kita. Tanah warisan leluhur kita. Sumber air dan mata pencaharian. Anugerah Tuhan yang patut kita syukuri...

Harapan saya: jembatan di depan rumah saya harus segera diperbaiki. Agar saya bisa nongkrong lagi disana sambil memancing ikan...he he he...Mancing sore-sore, malam bulan purnama....aduh enaknya...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar